Hal-hal Tentang Toraja yang Tidak Terlupakan

Selamat berjumpa kembali Sangsiuluran Toraja...

Hal-hal Tentang Toraja yang Tidak Terlupakan
Gambara' Tedong mentombang. Kerbau sedang berkubang. Foto: brommel.net

kita kembali ke topik "Hal-hal Tentang Toraja yang Tidak Terlupakan"

Seandainya boleh memilih dari sekian arti dan asal kata 'Toraja', saya lebih memilih kata Toraya yang berasal dari dua kata yakni To (Tau) dan Raya (Maraya) yang bisa diartikan sebagai orang-orang 'besar' atau bangsawan. Bukannya keinginan untuk menyebut diri bangsawan, tetapi lebih kepada 'orang besar' tadi. Sebagai seorang anak manusia yang harus siap menghadapi tuntutan jaman untuk tetap berjiwa besar dan menjadi tuan atas dirinya sendiri. Lain dari itu adalah sebuah ketertarikan terhadap sejarah dan legenda yang turun temurun diwariskan melalui budaya tutur tentang keagungan budaya di tanah leluhur. Hmmm cerita panjang yang patut ditelusuri.

Selama ini, Toraja dikenal sebagai salah satu destinasi pariwisata Indonesia dan juga dikenal di dunia bahkan diusulkan untuk masuk sebagai salah satu situs warisan dunia (kebanggan tersendiri sebagai orang Toraja). 

Selain Bali, Toraja juga dikenal sebagai destinasi wisata budaya, adalah ritual-ritual budaya nan unik berbalut nuansa mistik yang tidak dipungkiri sudah menjadi salah satu daya tarik pariwisata Toraja. Selain itu, situs-situs bersejarah seperti pekuburan di tebing batu, rumah adat berusia ratusan tahun, peninggalan megalitik seperti batu simbuang yang sampai hari ini semua itu masih terjaga dan dipertahankan dalam tradisi masyarakat Toraja. Sebuah penghargaan anak cucu terhadap karya keagungan peradaban leluhur.

Nah berikut ini adalah beberapa hal yang membuat Toraja tak terlupakan menurut versi Toraja Paradise;

Hal-hal Tentang Toraja yang Tidak Terlupakan
Ma'Badong, salah satu ritual dalam upacara Rambu Solo' di Toraja. Foto: Wego 
1) Ritual Budaya Rambu Solo'

Ritual budaya yang satu ini memang berbeda dengan yang lain, Rambu Solo' selalu meninggalkan banyak 'kenangan' baik itu asam _seperti katapi_ atau manis _susi golla-golla_. Seluruh keluarga (kecuali yang berhalang hadir), sanak famili, kerabat dekat maupun jauh, berkumpul bersama untuk mengadakan ritual pemakaman paling meriah ini. 

Masih utuh dalam ingatan, saat malam di lantang menyaksikan to ma'badong atau sekedar mendengarkan cerita orang-orang tua dulu, mulai dari rentetan silsilah, sejarah perang (kisah to balanda dan dai nippon cukup menarik), hasil panen, cerita rakyat, kisah legenda (biasanya dipermanis dengan bingkai mistik) sampai panggung politik tak luput jadi bahan obrolan. Tuak dan kopi Toraja juga tak mau ketinggalan ditambah cemilan tradisional cukup mampu membentengi tubuh dari serbuan hawa dingin khas pegunungan Toraja, dan jangan lupakan peran Sambu' Lotong... 

Ritual Rambu Solo' di Toraja, menjadi salah satu magnet terbesar turis mancanegara maupun turis domestik. Disebut juga Aluk Rampe Matampu, Rambu Solo' merupakan ritual pemakaman orang Toraja yang identik dengan mengorbankan hewan ternak seperti babi atau kerbau (biasanya dalam jumlah besar) kepada arwah leluhur atau orang yang meninggal dunia. 

Ritual adat tersebut biasanya berlangsung meriah dan menguras materi. Pihak keluarga akan berusaha keras mengumpulkan semua 'keperluan' agar mereka bisa menyelenggarakan ritual Rambu Solo', sebab Rambu Solo' adalah salah satu bagian utama dari siklus hidup masyarakat Toraja. Rambu Solo' juga dianggap sebagai bentuk tanggung jawab keluarga terhadap orang yang sudah meninggal. 

yaah, meski sering menimbulkan banyak pro dan kontra terutama budaya Pantunu/Mantunu (menyembelih hewan ternak dalam jumlah besar, biasanya saat ritual Rambu Solo'). Namun itulah Toraja, tetap menjaga tradisi yang sudah mengakar selama ratusan tahun. Kematian adalah sesuatu yang mewah di Toraja (baca disini)

Berlandaskan kearifan nenek moyang dan diwariskan dari generasi ke generasi, tentunya budaya Toraja tidak akan luntur hanya karena persepsi segelintir orang. Segelintir orang yang pastinya termasuk beberapa generasi muda Toraja, dengan pendidikan yang lebih baik serta pemahaman peradaban modern menganggap ritual budaya di Toraja sebagai pemborosan, kekerasan terhadap hewan, termasuk juga mengkafirkan Aluk Todolo (kepercayaan leluhur Toraja) atau 'dipaksa' masuk sebagai salah satu aliran kepercayaan Hindu Bali, serta banyak pernyataan lain tentang 'buruknya' budaya Toraja yang terus menggerus eksistensi jatidiri orang Toraja.

Budaya Toraja bukanlah budaya yang baru dilahirkan dan akan mati muda. Sebagai bukti, aturan adat Toraja (meski sebagian besar hanya diwariskan melalui budaya tutur) sudah jauh ada sebelum budaya modern dan agama-agama impor berkembang di Toraja. Tetapi aturan adat itu tetap hidup dalam keseharian masyarakat Toraja, terus beradaptasi dan tidak kehilangan jatidirinya ditengah gempuran peradaban modern. 

Hal-hal Tentang Toraja yang Tidak Terlupakan
Deretan Tongkonan Karuaya, salah satu kompleks Tongkonan di Toraja. Foto: Iqbal Kautsar
2) Rumah adat Tongkonan

Tidak jarang kita mendengar bila sesama orang Toraja bertanya dari Tongkonan mana? yaa Tongkonan merupakan akar silsilah rumpun keluarga orang Toraja. Jadinya miris bila generasi muda Toraja melupakan atau pura-pura lupa asal usul leluhur keluarganya.

Seni arsitektur yang masih tradisional ini menurut tradisi lisan masyarakat Toraja meyakini bahwa bentuk itu dilatarbelakangi awal datangnya leluhur orang Toraja dengan menggunakan perahu. Bentuk perahu itulah ilham pembuatan rumah Tongkonan, sehingga bentuk atapnya menjulang ke depan dan ke belakang. Rumah adat berbentuk perahu ini biasa juga disebut Lembang (masih ingat lirik lagu Toraja; "garagan ki' Lembang Sura', lopi di maya-maya")

Rumah adat khas Toraja ini, selain berfungsi sebagai tempat tinggal, juga mempunyai fungsi dan peranan serta arti yang sangat penting dan bernilai tinggi dalam kehidupan masyarakat Toraja. Tongkonan, bangunan dengan atap berbentuk perahu ini dianggap sebagai pusaka warisan dan hak milik turun temurun dari orang yang pertama kali membangun Tongkonan tersebut. 

Tongkonan merupakan pusat kehidupan sosial suku Toraja. Ritual yang berhubungan dengan rumah adat ini sangatlah penting dalam kehidupan spiritual suku Toraja. Kata Tongkonan berasal dari kata “Tongkon” (duduk_berkumpul) mengandung arti bahwa rumah Tongkonan itu ditempati untuk duduk mendengarkan serta tempat untuk membicarakan dan menyelesaikan segala permasalahan penting dari anggota masyarakat dan keturunannya.


Hal-hal Tentang Toraja yang Tidak Terlupakan
Kubur batu Lemo, salah satu kompleks pemakaman di tebing batu Toraja. Foto: Mezak Yapin
3) Kubur di Toraja

Di Toraja, areal pekuburan punya daya tariknya tersendiri. Kubur-kubur unik orang Toraja menawarkan citarasa wisata yang berbeda dengan destinasi wisata lain di Indonesia, diantaranya liang kuburan di tebing-tebing batu, kuburan bayi di batang pohon, dan model-model pekuburan yang lain. Mungkin bagi sebagian orang kuburan itu menyeramkan, tapi di Toraja kuburan malah ramai dikunjungi setiap tahunnya. 

Bahkan di saat-saat tertentu, keluarga dari yang dikuburkan membuka kubur tersebut baik untuk sekedar menjenguk maupun membersihkan dan mengganti pakaian anggota keluarga yang dikuburkan. Ritual mengganti pakaian leluhur yang sudah dikuburkan ini disebut Ma'nene'.

Hal-hal Tentang Toraja yang Tidak Terlupakan
Harmoni alam dan budaya. Museum Ne' Gandeng, Toraja Utara. Foto: Mezak Yapin
4) Harmoni Alam Pedesaan, Budaya dan Masyarakatnya

Hal-hal menarik dan tak terlupakan di Toraja bukan hanya ritual pemakaman dan wisata kuburan. Bentang alam Toraja juga mampu menyuguhkan panorama nan eksotik yang memanjakan mata, tak perlu banyak bersolek untuk memikat wisatawan. 

Di Toraja, terutama di pedesaan, petak-petak areal persawahan hijau membentang ada pula yang behimpit meramping di punggung perbukitan dialiri sungai kecil seperti sebuah simpul yang menambatkan hati saya agar selalu mengingat betapa besar anugerah sang pencipta. 

Budaya siangkaran sipakaboro' telah mengakar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat tradisional Toraja. Akar budaya yang mewariskan senyum keramahan kepada semua yang hidup, bentuk ketulusan yang jauh dari sekat-sekat gengsi kemapanan ala komunitas perkotaan. 

Juga slogan Sipamisa', Sang Torayan, Solata, dll, menjadi ikatan pemersatu etnis Toraja, baik di kampung halaman maupun di tanah rantau. 

Singkatnya Toraja adalah perpaduan yang harmonis antara keindahan alam dan masyarakat yang berbudaya. Sebuah pelukan hangat yang membekas dan tidak terlupa.

Hal-hal Tentang Toraja yang Tidak Terlupakan
Pa'piong, Tollo' Lendong dan lada Katokkon. Foto: ist
5) Kuliner Khas Toraja

Setiap orang punya selera masing-masing untuk urusan kuliner. Bagi saya sendiri Pa'piong Bulunangko dan Tollo' Lendong dengan bumbu Pamarrasan menempati peringkat utama dan tiada duanya (ya iyalah, adanya cuma di Toraja). Kedua masakan ini bisa dipadukan dengan nasi jagung (bassang dalle). hmmm jadi lapar, manasu mo raka Indo'...?

Untuk selera makanan ringan, deppa tori' dan la'pa' dua' kayu memberi rasa manis di lidah dan ingatan saya. 

Tapi ada salah satu bumbu dalam campuran kuliner Toraja yang membuat saya sulit melupakan kampung halaman, lada katokkon itu pedisnya bikin trauma...! 

Hal-hal Tentang Toraja yang Tidak Terlupakan
Contoh produk kopi Toraja dalam kemasan.
6) Kopi Toraja

Berawal dari tangan para petani di pegunungan Toraja, hingga tersebar di seluruh dunia, kopi Toraja telah meninggalkan jejak-jejak aroma kebanggan bagi negeri ini. Menikmati kopi Toraja di tempat asalnya usai menjelajah alam Toraja yang indah permai tentunya menjadi keinginan para penikmat kopi. 

Bayangkan minum kopi Toraja di pelataran Tongkonan pada sore hari, sambil memandangi barisan perbukitan nan hijau serta hamparan persawahan yang mulai menguning, anak-anak kecil yang masih asik bermain, petani yang kembali pulang, kerbau dan babi yang mulai berisik di kandang, nyanyian burung-burung berpadu senandung rumpun bambu, aah... biarkan imajinasi lepas tanpa batas menuju negeri dongeng. Atau lebih tepatnya kepingan surga di jantung Sulawesi.  

Kopi Toraja merupakan kopi jenis Arabica yang punya karakteristik sendiri, coba menikmatinya tanpa menggunakan gula atau pemanis, kita akan merasakan rasa gurih yang jarang ditemukan dalam kopi-kopi lokal di daerah lain. Rasa gurih ini merupakan salah satu ciri khas utama kopi Toraja yang membuat orang ketagihan menikmati kopi ini. 

Kopi Toraja merupakan komoditas yang patut diperhitungkan, Jepang dan Amerika merupakan negara utama pengimpor kopi ini. Bahkan di Jepang, merek dagang kopi Toraja sudah dipatenkan oleh Key Coffee. Di beberapa kafe-kafe di dunia punya kelasnya sendiri dengan harga jual yang tentunya tidak murah. Sayangnya harga yang berkelas itu tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan petani kopi di tempat asalnya.  


Gambaran di atas hanya secuil kisah tentang Toraja. Akan lebih indah bila anda menyaksikan dan mengabadikannya sendiri.

Bonus: 
Foto: @sanggar_tari_dilangi

Hal-hal Tentang Toraja yang Tidak Terlupakan
sekian dan terimakasih

Bila ada diantara pembaca yang budiman memiliki pendapat berbeda atau sekedar ingin menambahkan silahkan dititipkan pada kolom komentar yang tersedia dibawah postingan ini. 


Semoga bermanfaat, Salam.

Ayo Ke Toraja Bulan Agustus Tahun Ini

Mengunjungi Toraja tak melulu hanya disuguhi wisata kuburan dan ritual pemakaman yang unik (Rambu Solo), pesona bentang alam Toraja juga punya daya tarik tersendiri. Daerah dataran tinggi di jantung pulau Sulawesi ini mampu memanjakan mata dengan pemandangan alam nan eksotik. Sebut saja bentang hijau areal persawahan, barisan pegunungan serta hutan yang masih terjaga, dinginnya udara yang menyejukkan rongga pernafasan berpadu dengan senandung budaya diatas awan yang membuai.

Di Toraja, di desa-desanya, imajinasi leluasa keluar dari ruang mimpi. Bebas dan dalam, tanpa mengenal pembatasan. Tidak terkekang oleh kemasan. Pedesaan Toraja secara lugu hadir tak mengenal keraguan. Meski tuntutan bersolek untuk memikat para wisatawan dan memulihkan pamornya sebagai destinasi wisata terus menggeliat beberapa tahun belakangan. Toraja seolah tak ingin ketinggalan dengan geliat pariwisata yang tengah gencar-gencarnya diadakan pihak pemerintah. Namun Toraja masih menggengam teguh kearifan lokal sebagai jatidirinya...

Toraja Marathon 2016, Ayo Ke Toraja Bulan Agustus Tahun Ini
Harmoni alam dan budaya di pelataran Tongkonan. Salah satu potret pesona Toraja yang menanti anda dalam Toraja Marathon 2016. Sumber Foto

Eeeh kok malah melebar, memang sih untuk membahas tentang Toraja seakan tak ada habisnya. Kembali ke judul dan membahas alasan mengapa kita harus ke Toraja pada bulan Agustus tahun ini, buat kamu para traveler, bersiaplah mengepak barang dan memesan tiket pesawat ke Toraja di bulan Agustus! karena pada bulan tersebut akan diadakan Toraja Marathon 2016!

Toraja Marathon 2016, Ayo Ke Toraja Bulan Agustus Tahun Ini

Toraja Marathon 2016
“Toraja Marathon akan diselenggarakan untuk pertama kali di bulan Agustus 2016. Bagi masyarakat Toraja ini adalah event olah raga tahunan pertama yang akan memetakan Toraja di agenda olah raga lari di Indonesia dan suatu saat, dunia. Bagi kami pencinta olah raga lari, Toraja Marathon adalah tantangan. Sudah lama kami melihat Toraja baik dari jauh maupun dari dekat. Ini tahun 2016. Waktu dimana tantangan berlari mengagungi alam cipataanNya berjuluk Toraja menjadi pencapaian tersendiri.”

Tentang kategori Toraja Marathon 2016 kalian bisa melihat langsung pada situs Toraja Marathon (klik disini)

Melalui ajang Toraja Marathon 2016, Toraja mengumumkan bagi seluruh traveler di Indonesia maupun luar negeri untuk berkunjung. Ini adalah event sport tourism pertama yang diadakan oleh Toraja. Meski begitu, Toraja tak tanggung-tanggung dalam mempersiapkannya. Dari segala aspek diperhatikan secara teliti. Bahkan khusus untuk para traveler dari luar pulau dan luar negeri, akan dimanjakan dengan disediakannya paket akomodasi dan transportasi.

Melalui situs resmi Toraja Marathon, ada beberapa jenis paket yang disediakan sebagai berikut:

Exotica Toraja Package for Toraja Marathon:

1. Intercity Bus / Coach Bus Makassar-Toraja (Return) Rp 550.000 / person

2. Budget Package

Intercity Bus Makassar – Toraja (Return) + Accomodation Hostel / Homestay + Breakfast

2 Nights Basic Package Rp 1.400.000 / person
3 Nights Basic Package Rp 1.700.000 / person
(Price based on twin share room)

3. Comfort Package

Airfare Ticket (Jkt – Makassar) Return + Intercity Bus Makassar – Toraja (Return) + Transportation in Toraja (sharing ELF 8 seater car) + Accomodation (hotel bintang 1 dan bintang 2) + Breakfast

2 Nights Executive Package Rp 3.800.000 / person
3 Nights Executive Package Rp 4.200.000 / person
(Price based on twin share room)

4. Executive Package

Airfare Ticket Garuda Airline ( Jkt – Makassar) Return + VIP Intercity Bus Makassar – Toraja (Return) + Transportation in Toraja (private rental car) and Accomodation (Hotel bintang 4) + Breakfast

2 Nights VIP Package Rp 6.400.000 / person
3 Nights VIP Package Rp 7.600.000 / person
(Price based on twin share room)

For bookings, further info and contact: Klik Here

Toraja Marathon 2016, Ayo Ke Toraja Bulan Agustus Tahun Ini
You can never avoid this kind of view when you run in Toraja Marathon 2016. Photo by: @endyallorante

Toraja marathon akan diselenggarakan pada tanggal 13 Agustus, 2016. Pendaftaran dibuka pada tanggal 20 Maret, 2016. Kuota sangat terbatas dan sebaiknya anda tidak ketinggalan momen seru ini...!


Ayo mendaftar karena ini kesempatan menarik menjelajah dan mengenal Toraja lebih dekat!



Toraja Marathon 2016, Ayo Ke Toraja Bulan Agustus Tahun Ini

Toraja Marathon 2016, Ayo Ke Toraja Bulan Agustus Tahun Ini
Harmoni alam dan budaya di pelataran Tongkonan. Salah satu potret pesona Toraja yang menanti anda dalam Toraja Marathon 2016. Sumber Foto


Semoga Bermanfaat... :)