Ma'gellu', tarian tradisional Suku Toraja. Foto: google |
SUKU Toraja di Sulawesi Selatan menyimpan tradisi unik yang menarik hati wisatawan untuk datang. Sebelum mendalami ritual Suku Toraja yang unik, ada baiknya melihat dulu Rantepao.
Rantepao adalah sebuah kota kecil di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Kota ini bisa disebut sebagai pusat budaya suku Toraja, sekaligus pintu gerbang menyelami budaya Toraja yang unik.
Rantepao telah dikenal sejak dulu sebagai gerbang bagi wisatawan yang hendak menikmati suguhan wisata alam, budaya, dan sejarah dari Toraja yang eksotis. Rantepao berjarak sekira 300 km dari Makasar, Ibu Kota Sulawesi Selatan. Kota ini mudah diakses dengan berbagai pilihan alternatif kendaraan, baik darat maupun udara.
Rantepao terkenal sebagai kota yang cantik dan berhawa sejuk. Kota ini menunjukkan pesonanya yang masih bernuansa tradisional kental dan semakin menarik dengan lansekap alam yang hijau. Kota Rantepao dikelilingi perbukitan yang puncaknya senantiasa ditutupi kabut. Demikian seperti dikutip dari laman Indonesiatravel.
Sepanjang tahun hujan mengguyur kota ini, di musim kemarau sekalipun. Tak heran, Rantepao disebut sebagai Kota Hujan. Selain itu, Rantepao dilalui oleh Sungai Sa'dan dimana telah menjadi sumber air bagi pertanian dan peternakan di wilayah sekitarnya.
Sebagai pusat pariwisata dan perdagangan di Toraja, Rantepao memiliki sarana akomodasi dan fasilitas umum yang terbilang lengkap. Oleh karena itu, meski Rantepao hanyalah kota kecil, aktivitas kota ini cukuplah ramai. Di Rantepao, segala kebutuhan wisatawan baik lokal dan asing lengkap tersedia.
Ada beragam pilihan hotel, agen wisata, homestay, money changer, toko, pasar tradisional, mini market, bank, perwakilan perusahaan otobus, ATM, warnet, dan warung makan dapat dengan mudah Anda temukan di kota ini. Keunikan lain dari Rantepao adalah bentuk bangunan-bangunan dari fasilitas umum, seperti bank dan kantor dibangun dengan mengadopsi bentuk rumah adat (tongkonan).
Lokasi Kota Rantepao yang strategis dan dekat dengan beberapa kawasan tujuan wisata terkenal di Toraja menjadi nilai tambah tersendiri. Rantepao berjarak sekira 4 kilometer dari salah satu desa tujuan wisata yang paling terkenal di Toraja, yaitu Kete Kesu. Mengunjungi Londa (makam gua kapur kuno) maka jarak yang harus Anda tempuh sekira 7 kilometer.
Kubur batu Toraja. |
Rantepao Lemo berjarak sekira 10 kilometer, di sebelah Selatan Rantepao. Lemo adalah juga area pemakaman tua bagi para leluhur masyarakat Toraja. Sedangkan untuk menuju Makale, Ibu Kota Kabupaten Tana Toraja, jarak yang harus ditempuh adalah sekira 18 km dari sebelah utara.
Sementara, jarak Rantepao Kambira adalah 20 kilometer. Di Kambira terdapat pohon Tarra berumur sekitar 300 tahun sekaligus kuburan bagi puluhan jenazah bayi berusia 7 bulan. Batutumonga Rantepao dapat ditempuh dalam jarak 22 km; terdapat 56 menhir di desa ini. Untuk menuju Tilangga' (obyek wisata pemandian alam), jaraknya sekira 12 km dari selatan Rantepao.
Untuk mencapai Rantepao, Anda harus terlebih dahulu terbang ke Bandara Hasanuddin Makasar. Dari sana, Anda kembali melanjutkan penerbangan ke Bandara Pontiku Tana Toraja, yang memakan waktu sekira dua jam dengan pesawat Casa 212. Anda juga bisa menggunakan jalur darat dari Makasar ke Tana Toraja, yaitu dengan bus selama 7-10 jam.
Sumber: @[travel_okezone]